
Seorang gadis menari untuk merayakan mundurnya presiden Mesir Mohamed Mursi di depan istana presiden di Kairo, Mesir (3/7). Massa anti Mursi merayakan peristiwa ini dengan pesta kembang api dan sinar laser.
Kairo - Human Right Watch mengungkapkan data lebih banyak mengenai korban kekerasan seksual dalam demonstrasi anti-pemerintah di Mesir. Mereka menyatakan sekitar 100 orang wanita menjadi korban pelecehan seksual selama aksi demonstrasi di Mesir. Sebagian dari mereka mengaku diperkosa atau mengalami percobaan perkosaan.
Dalam serangan yang khas, sekelompok laki-laki mengepung satu perempuan dan mulai merobek pakaian si perempuan sampai dia telanjang. Sebagian besar korbannya juga mengaku diraba-raba.
"Tiba-tiba, aku berada di tengah, dikelilingi oleh ratusan orang dalam lingkaran yang semakin mengecil dan kemudian mulai melakukan pelecehan," kata seorang korban. "Pada saat yang sama, mereka menyentuh dan meraba-rabaku di mana-mana dan ada begitu banyak tangan di bawah bajuku dan di dalam celanaku."
HRW menyatakan, jumlah pelecehan meningkat sejak empat hari menjelang Presiden Muhamed Mursi lengser. "Massa diserang secara seksual dan dalam beberapa kasus diperkosa, setidaknya 91 perempuan di Tahrir Square ... di tengah iklim impunitas," kata pernyataan HRW, yang berbasis di New York, dalam sebuah pernyataan.
Lembaga ini mengutip data dari Egyptian Operation Anti-Sexual Harassment/Assault, yang membuka hotline 24 jam bagi korban kekerasan seksual. Angkanya, 46 serangan terhadap perempuan dilakukan pada hari Minggu, 17 serangan pada hari Senin, dan 23 serangan pada hari Selasa.
HRW meminta para pejabat Mesir dan pemimpin politik "di seluruh spektrum untuk mengutuk insiden ini dan mengambil langkah-langkah segera untuk mengatasi tingkat kekerasan seksual yang makin mengerikan" di Tahrir Square.
"Ini adalah kejahatan serius yang menghalangi perempuan untuk turut berpartisipasi penuh dalam kehidupan masyarakat Mesir pada titik kritis dalam pembangunan negara," kata Joe Stork, Direktur HRW wilayah Timur Tengah.
Beberapa korban bahkan memerlukan intervensi bedah setelah serangan. "Beberapa dari mereka dipukuli dengan rantai logam, tongkat, dan kursi, dan menyerang dengan pisau," katanya.
Siapa pelakunya? Ada yang mengatakan serangan yang dipentaskan oleh preman yang menyalahgunakan kekosongan keamanan dan percaya tak akan ada proses hukum atas tindakannya. Yang lain mengatakan serangan-serangan itu dilakukan secara terorganisasi untuk menakut-nakuti perempuan dan menodai citra demonstrasi anti-pemerintah. Sejauh ini, tak ada penindakan apa pun dari aparat keamanan.
Sumber
Download Video ABG Telanjang
0 komentar:
Posting Komentar