
Kiai Ali Karrar dari Pamekasan bersama sejumlah santri akan memasuki GOR Sampang buat memaksa pengungsi keluar dari Madura, Kamis (20/6).
Para pengungsi mulai mencium ada yang tidak beres setelah Iklil Almila dipanggil ke markas Kepolisian Resor Sampang, Madura, Jawa Timur, Rabu pekan lalu. Adik pemimpin komunitas Syiah Sampang, Tajul Muluk, ini diminta segera meninggalkan Gedung Olah Raga (GOR) Sampang. Iklil datang sendirian pagi itu ke Polres. Di dalam ruang kerja Kepala Polres Sampang Ajun Komisaris Besar Polisi Agus Santoso sudah ada empat kiai, termasuk Wadud dan Abdul Majid (masih keluarga Iklil), sejumlah orang pemerintah Kabupaten Sampang, dan pihak kejaksaan. Agus mengatakan besok bakal ada ribuan massa mengikuti istigasah di Alun -alun Wijaya Kusuma, Kota Sampang. Ada kekhawatiran mereka bakal terpancing buat menyerbu GOR dan memaksa 168 pengungsi, termasuk perempuan dan anak-anak, keluar dari tanah Madura.Tempat berlindung jamaah Syiah ini terletak di seberang alun-alun. "Sudahlah Pak Iklil, saya takut kalian nanti diserang." "Kami tidak akan keluar, kami ingin pulang." "Jangan begitu Pak Iklil, tolonglah mengerti." "Mohon maaf Pak, saya tidak bisa. " "Saya juga bukan pemimpin mereka.""Pemimpin kami Tajul Muluk. Kalau dia bilang iya, kami iya." Tajul Muluk kini mendekam di penjara. Pengadilan Negeri Sampang awal Juli tahun lalu memvonis dia empat tahun penjara atas tuduhan menistakan agama Islam.
Menjelang zuhur, Iklil kembali ke GOR. Sekitar pukul 13.30, Agus datang bersama Wakil Bupati Sampang Fadhilah Budiono. Keduanya kembali mendesak agar Iklil dan pengungsi lainnya bersedia dipindahkan. "Mereka bilang cuma sebentar. Namun ketika saya tanya dari kapan sampai kapan, tidak bisa menjawab," kata Iklil saat dihubungi merdeka.com Jumat pekan lalu melalui telepon selulernya. Alasan dipakai usang, demi keamanan dan kenyamanan pengungsi.Namun mereka bukan disuruh pulang ke kampung halaman di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. Rumah mereka dirusak dan dibakar akhir Agustus tahun lalu. Penyerangan oleh sekitar 200 orang itu membuat dua penganut Syiah tewas, puluhan lainnya luka, dan sepuluh rumah terbakar. Setelah magrib, Wakil Kepala Polres Sampang Komisaris Polisi Alvian Nurrizal meminta Iklil datang lagi ke kantornya. Di sana, dia mendapat kabar baik.Kebijakan siap menjamin keamanan mereka. "Sudahlah, kebijakan besok siap mengamankan kalian habis-habisan. Andai kata harus mati, saya siap," ujar Iklil menirukan ucapan Alvian. Malam mulai merambat. Sebagian pengungsi mulai gelisah. Yang lain mengaji dan berdoa memohon keselamatan. Iklil mencoba mengingatkan penderitaan mereka tidak seberat beban pernah ditanggung Nabi Muhammad. Nabi sekaligus rasul termulia ini tidak sekadar dicaci. Dia pernah diludahi, dilempari kotoran, ditimpuki batu, diusir, dan bahkan hampir dibunuh. "Mudah-mudahan nabi menganggap kami sebagai umatnya." Menurut Agus Setiawan, pendamping pengungsi dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia, Jakarta, pengamanan di kompleks GOR mulai meningkat. Sekitar pukul sepuluh malam dua kompi Brigade Mobil Polres Sampang mengadakan apel. Menjelang pergantian hari, 900 personel keamanan, termasuk pasukan antihuru-hara, sudah berkumpul di Sampang. Masing-masing satu kendaraan meriam air dan panser sudah disiagakan di depan GOR. Barikade kawat berduri mulai dipasang. "Kami dari tim pendamping, kuasa hukum, dan wartawan tidak bisa memasuki GOR sehari sebelum penggusuran," ujarnya saat dihubungi secara terpisah.
Sumber
Download Video ABG Telanjang
0 komentar:
Posting Komentar